Thursday, August 26, 2010

inspirasi

Jujur Pangkal Makmur

Sekitar tahun 2005 an , saya mengikuti kuliah Prof. DR. Ir. H. Djoko Sungkono, bukan kuliah tentang motor pembakaran dalam, atau tentang kompor hemat penemuan beliau yang sudah dipatenkan, tapi kuliah KEWIRAUSAHAAN, lho kok....
ya memang beliau, menurut saya, adalah salah satu praktisi technopreneurship terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.
Pada waktu itu kuliah beliau "digantikan" dengan kuliah tamu yang menghadirkan "Raja Properti" dari Gresik, H. Bisri Ilyas. H. Bisri Ilyas pada waktu itu berusia sekitar 68 tahunan, usia yang sudah cukup sepuh, tapi kalau melihat gaya berbicara beliau yang bersemangat, kita tidak menyangka kalau usia beliau hampir 70 tahun.
Pada kuliah tamu tersebut, H. Bisri Ilyas banyak bercerita tentang perjalanannya merintis usaha di bidang properti. H. Bisri Ilyas lahir dari keluarga pedagang yang agamis. Setelah tamat sekolah Dasar, beliau disantrikan ke Pondok Pesantren Modern Gontor Poronogo. Dipondok inilah beliau digembleng mental. spiritualnya, karakter kemandiran dan tanggungjawabnya yang kemudian hari begitu mempengaruhi kehidupan bisnisnya.
Setelah lulus PPM Gontor, beliau langsung terjun di dunia bisnis, bisnis yang beliau sasar pertama kali adalah berdagang komoditi yang dibongkar di dermaga pelabuahan. Banyak suka duka yang beliau alami ketika menjalani bisnis tersebut, mulai dari godaan yang menggiurkan berupa uang sogokan sampai teror mental yang beliau alami. Sudah jamak pada masa itu, berdagang dengan cara yang curang untuk mendapat keuntungan besar, tetapi beliau tetap berkomitmen ubtuk senantiasa berbuat jujur, belaiu tidk peduli mendengar suara kanan dan kiri yang menyindir beliau JUJUR AJUR (hancur). Satu tahun dua tahun berlalu, ternyata kejujuran dan ketekunan beliau dikenal banyak orang, termasuk salah satuntya adalah seoarang pengusaha asal Semarang yang bersedia berinvestasi sebesar 1 Miliyar, pada waktu itu, uang sebesar itu cukup besar (sekarang juga kalee...). Dengan investasi itu, H. Bisri Ilyas mengalami lonjakan karir yang luar biasa, dari pedagang menengah menjadi pedagang besar yang menjadi suppier pabrik-pabrik makanan waktu itu. Karir beliau yang menanjak dengan cepat ini, tentu juga berimbas pada status sosial beliau. Semakin mapan, sandang pangan papan sudah tidak menjadi masalah lagi, bahkan kendaraan pribadi pun bukan suatu yang mahal lagi buat beliau.
Hingga pada suatu ketika, beliau menadapat permintaan kedelai dari sebuah industri makanan dengan jumlah yang sangat besar dan dengan rentang waktu yang cukup lama, karena sudah langganan dan kenal cukup lama, H Bisri Ilyas hanya mengiyakan ketika sang pemesan kedelai tersebut meminta agar pembayaran dilakukan dibelakang. Pada awalnya OK, tapi lama kelamaan akhirnya macet dengan nilai yang sangat besar. Semua usaha telah dilakukan, mulai dari lobby, cara kekeluargaan sampai dengan pendekatan hukum, semuanya mental. Bisnis beliau ambruk dan bangkrut hampir semua aset beliau terjual untuk menutupi tanggungan beliau, kini beliau memasuki status sosial yang baru, pengusaha bangkrut. Mengomentari situasi ini belaiau menyampaikan, " saya bangkrut dan gagal dalam usaha karena saya meninggalkan salah satu ajaran Islam, yaitu mencatat akad utang piutang dan juga menghadirkan saksi" .

Thursday, August 19, 2010

DAFTAR PERATURAN TERKAIT PENANGGULANGAN BENCANA PADA BIDANG BANGUNAN

================================

DAFTAR STANDAR NASIONAL TERKAIT PENANGGULANGAN BENCANA PADA BIDANG BANGUNAN

Daftar Standar Nasional mengenai bangunan sangat banyak dan dapat diunduh secara langsung di Website Departemen Pekerjaan Umum di sini.

  • SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi bahan bangunan bagian A (Bahan bangunan bukan logam)
  • SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi bahan bangunan Bagian B (Bahan bangunan dari besi/baja)
  • SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi bahan bangunan Bagian C (Bahan bangunan dari logam bukan besi
  • SNI 03 – 6816 – 2002, Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton Bertulang Indonesia.
  • SNI 03 – 1729 - 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan.
  • SNI 03-1726-2002, Tata cara perencanaan ketahanan gempa bangunan gedung
  • SNI 03-2847-1992, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
  • SNI 03-2397-1991, Tata cara perencanaan bangunan sederhana tahan angin
  • SNI 03-1734-1989, Tata cara perencanaan beton bertulang dan struktur dinding bertulang untuk rumah dan gedung
  • SNI 03-1727-1989, Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung
  • RSNI T -02-2003, Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia
  • Pt-T-02-2002-C, Tata cara perencanaan rumah sederhana tahan gempa

================================

DAFTAR LITERATUR TERKAIT PENANGGULANGAN BENCANA PADA BIDANG BANGUNAN

Friday, August 13, 2010

pilih mana bata merah atau hebel atau i brick

Bata merah; kerjaan memakai bata merah membutuhkan waktu lebih dari 4 bulan, memakan biaya dari jumlah pemakaian split, pasir, semen,...membutuhkan waktu yg lama untuk kering, boros juga dalam pengerjaan tukang

Hebel/I brick : rumah selesai dalam waktu 2,5 bulan, untuk acian dan plesteran bisa memakai PRIME MORTAR lebih IRIT ketimbang harus beli pasir, semen, split, irit di bayaran borongan di tukang, tahan gempa,agak mahal

walaupun hebel/ i brick lebih mahal ketimbang bata merah tapi kita bisa menyelesaikan type 36/45 dalam waktu 2,5 bulan
anda mau mencobanya
just calll us
nur 08118891919
jeev 08118891909

bata merah atau HEBEL

ata masih menjadi pilihan utama untuk bangunan rumah. Kini jenis bata kian beragam dan pembuatannya pun mulai memakai perangkat teknologi.

Biasanya kalau ada orang mencari rumah baru di perumahan-perumahan yang masuk kelas menengah ke bawah, pertanyaan yang sering muncul ke pihak pengembang apakah dindingnya terbuat dari batu bata atau batako. Ini bisa dimaklumi karena jenis material yang digunakan untuk dinding sangat menentukan kekuatan rumah tersebut. Apalagi di banyak masyarakat sendiri masih punya kesan kuat bahwa batu bata lebih kuat ketimbang batako. Sekalipun saat ini ada beberapa batako yang dibuat dengan teknologi mesin.

Sebetulnya masyarakat Indonesia sejak dulu sudah akrab dengan material batu bata atau dikenal juga bata merah karena warnanya yang kemerah-merahan. Ini bisa terlihat dari bangunan candi di beberapa daerah di Jawa yang menggunakan bata merah sebagai fondasi maupun dinding. Bahan dasar batu bata merah terbuat dari tanah liat, yang umumnya merupakan indutri rumah.

Kelebihan dari bata merah, selain daya tahannya yang lama, tentu tergantung kualitas pembuatan, juga mudah dalam pemasangan. Di luar bata merah, material lainnya yang menjadi pilihan untuk dinding adalah batako. Dari sisi ukuran batako lebih besar dari batubata. Bahan dasar pembuatan batako ada yang terbuat dari campuran pasir dan semen. Ada juga batako yang terbuat dari kapur.

Sayang, karena pembuatan batako yang sifatnya massal sering kurang memperhatikan kualitas bahan bakunya. Sehingga masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan bata merah. Apalagi saat ini teknologi pembuatan bata sudah makin berkembang. Cara pembakarannya pun sudah menggunakan mesin, tidak lagi cara tradisional. Sehingga mampu menghasilkan batu bata yang tidak hanya kuat tetapi juga tampil cantik untuk dinding rumah.

Batu bata yang dibuat di pabrik-pabrik biasanya orang menyebutnya dengan nama bata press atau bata beton. Menurut Abdullah Ali Hadil, Chairman Bintang Timbul, bata press dapat diproduksi dengan cara dibakar memakai bahan bakar minyak, kayu atau dari batubara. Ada dua jenis bata press yang banyak beredar di pasaran, yaitu bata press ekspos dan bata press non ekspos. Bata press eskpos tidak perlu diplester lagi, dan pembuatannya pun agak rumit ketimbang yang non ekspos.
Cara pemasangannya pun untuk bata press ekspos harus ditangani oleh tukang batu yang sudah berpengalaman dan ahli. Beda dengan bata press non ekspos yang tidak harus tukang batu berpengalaman, karena toh, harus diplester agar rapih. Dari segi warna, bata press khususnya yang ekspos memang lebih natural, ketimbang bata merah biasa. Selain warna yang lebih bagus, bata press ekspos lebih mudah perawatannya.

Soal harga, menurut Abullah, bata press ekspos memang lebih mahal ketimbang bata press non eskpos. “Tetapi kalau dibandingkan secara beaya keseluruhan, menggunakan bata press ekspos dengan yang non eskpos hampir sama beayanya, karena yang non ekspos ada biaya untuk pemlesteran,” kata Abdullah.

Sistem Interlock
Makin berkembangnya pembuatan bata saat ini bisa dilihat dari produk-produk bata di pasaran yang sudah menggunakan sistem interlock. Dengan sistem interlock pemasangan bata lebih cepat, akurat dan presisi. Salah satu material bata yang menggunakan sistem interlock adalah bata beton merek iBrick. Menurut Herbowo, Public Solution, PT. Drymix Indonesia, pemasangan bata iBrick terbilang simpel karena menggunakan sistem interlock. “Adanya komponen interlocking iBrick memiliki kemampuan menahan geser. Sehingga akan lebih baik dalam menahan gaya horizontal akibat gempa,” kata Herbowo.
Bata dengan sistem interlock membuat dinding sangat flat karena presisinya cukup baik ketimbang batu bata konvensional. Bahan dasar bata iBrick terbuat dari semen, pasir dan additive, dengan metode pemadatan dan vibriasi (seperti paving block). Menurut Herbowo, bata iBrick ini produk original dari PT. Drymix Indonesia. “Produk ini merupakan produk inovatif,” ujar Herbowo.

Bambang Barata, pengamat arsitek, mengatakan dari segi harga bata merah memang paling murah dibanding bata press atau bata hebel. Walaupun saat ini kualitas bata merah sangat variatif. Kelebihan bata merah ini sangat mudah menyerap air, sehingga plester lebih melekat. “Kelemahan bata ini biasanya rapuh, jadi harus pintar-pintar memilih bata yang baik,” kata Bambang.

Sementara bata beton dari segi harga memang lebih mahal dari bata merah biasa. Keunggulan jenis bata ini yaitu ukuran dan kualitasnya lebih terjamin karena produksi pabrik. Ukurannya pun cenderung lebih besar dari bata merah, sehingga jumlah penggunaan per meter persegi lebih sedikit. “Keunggulannya adalah lebih kuat dibandingkan bata merah. Kualitas penyerapan air lebih kecil bila dibandingkan bata merah,” ujar Bambang.

Jenis lain untuk konstruksi dinding adalah hebel. Menurut Bambang, harganya memang lebih mahal ketimbang bata merah atau bata beton. Tapi kualitas dan ukuran tentu terjaga. Kelebihan dari hebel adalah ringan sehingga bisa mengurangi beban konstruksi, yang otomatis berpengaruh terhadap besarnya balok dan kolom. Ukuran bata jenis hebel lebih besar-besar, sehingga konstruksi menjadi semakin cepat. Namun untuk plesteran harus menggunakan semen khusu yang agak mahal. “Akhirnya tergantung budget kita. Bila ingin harga termurah pilih bata merah yang terbaik kualitasnya. Tapi bila ingin cepat gunakan bata sejenis hebel, namun lebih mahal,” kata Bambang. HENDARU, HARYANTO, ION SATURANGGA