Sunday, April 4, 2010

new inspirasi from "The Orchid Reality"

The Orchid Realty dibangun oleh Pimpinannya yaitu Nasrullah, S.Si. Sepulangnya dari Malaysia sebagai Asisten Peneliti di Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Nasrullah memulai bisnisnya di bidang properti dengan memulai membuka penyediaan bahan bangunan berupa keramik dan sanitair pada tahun 2004. Usahanya diberi nama toko "Ilham Keramik" di Beji, Depok. Dirinya yakin, usaha keramik akan mengantarkannya kepada bisnis properti yang diprediksinya akan booming dalam waktu dekat.

Setelah berjalan setahun, usahanya berkembang menjadi kontraktor bangunan dengan berganti nama menjadi "Relife Realty". Perkenalannya dengan dunia bangunan membuatnya matang dengan pengalaman proyek dan berkenalan dengan para praktisi di bidang usaha kontraktor maupun developer.

Tak lama berselang, niatnya untuk segera memulai bisnis properti terjawab dengan terwujudnya perumahan pertama yang dibangunnya dengan nama "The Orchid Town House"sebanyak 16 unit Rumah. Orchid Town House dipasarkan di tengah kondisi properti yang tengah lesu dan SBI yang masih sangat tinggi (12,75). Di tengah kondisi itu, Orchid berhasil menembus pasar, memasarkan seluruh unit dan menjadikannya fondasi bagi bisnis Orchid selanjutnya. Pertengahan September 2006 usahanya dilegalkan dengan nama CV. Fadhilah Berkah Utama.

Setelah perumahan pertamanya sukses menembus pasar, direktur utama yang kini memiliki tiga anak itu, segera membangun perumahan muslim "Griya Rahmani" yang dikhususkannya untuk memfasilitasi guru-guru SDIT yang marak di Depok. Dalam jangka waktu hanya 1 (satu) bulan sejak dilaunching, perumahan dengan 37 unit rumah ini habis terjual.

Bulan April 2007, Nasrullah yang lulusan Universitas Indonesia ini, membuka perumahan ketiga yang diberi nama "The Orchid Residence". Kejeliannya dalam melihat pasar terbukti dalam proses marketing perumahan yang laris manis ini. Dalam 2 hari launching, Orchid Residence mencatatkan penjualan 30 unit rumah dengan omzet kurang lebih 8 miliar rupiah. 50 rumah berikutnya habis terjual hanya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah launching. Total rumah yang menjadi proyek Orchid pada tahun 2007 sebanyak 137 unit, meningkat lebih dari 800% dari tahun sebelumnya yang hanya 16 unit.

Memasuki tahun 2008, Orchid mematok target 400 unit, atau peningkatan 300% dari tahun sebelumnya. Akhir Desember 2007, pencapaian target itu dimulai dengan melaunching perumahan keempat, Cyber Orchid Town Houses, sebanyak 47 unit. Kemudian secara berturut-turut, Orchid melaunching perumahan Griya Rahmani 2, 68 unit (April 2008), Griya Rahmani 3, 48 unit (Juni 2008) dan segera melaunching The Orchid Regency, 51 unit (Juli 2008) dan The Orchid Green Village, 120 unit (Agustus 2008).

Hanya dalam jangka waktu 6 bulan, 83% target di tahun 2008 tercapai. Perluasan dan ekspansi akan terus dilakukan Orchid sampai akhir tahun 2008. Dan melihat pencapaiannya, tampak bahwa target 400 unit di tahun 2008 akan terlampaui.

SEMANGAT JIHAD DAN FARDU KIFAYAH

Melihat sepak terjang Orchid yang sangat pesat, banyak orang yang bertanya, motivasi apa sebenarnya yang ada di balik bisnis yang mengusung perumahan muslim ini. Pada Ahad, 1 Juni 2008, Nasrullah menjawabnya dengan mengadakan "Orchid Gathering, Forum Investasi dan Silaturahmi". Pada acara ini Orchid melaunching dirinya sebagai DEVELOPER SYARIAH. Menggandeng ustadz muda yang pakar dibidang syariah, Ust Saptono Budi Satryo sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah CV. FBU, Orchid meneguhkan motivasi bisnisnya sebagai bagian dari "Jihad Ekonomi Umat Islam"

Dalam presentasinya, Nasrullah mengungkapkan kerisauannya atas problematika umat, dimana 98% dana Perbankan Indonesia dikelola dengan prinsip ribawi yang tidak diridhoi oleh Allah, padahal riba-lah yang telah menghancurkan banyak negara dengan berbagai krisis ekonomi dan inflasi yang ditimbulkannya. Kondisi umat diperparah dengan merosotnya moral sebagian para pelaku usaha yang notabene muslim. Nasrullah juga risau dengan tingginya angka pengangguran umat Islam, berkuasanya asing dan non-muslim dalam dunia bisnis Indonesia, kemalasan sebagian umat Islam untuk berusaha, ditambah dengan sikap yang salah atas pengertian zuhud dan takdir.

Kesemua latar umat itu membuatnya meneguhkan tekad bahwa Orchid adalah bagian dari entitas bisnis Muslim yang berjihad di bidang ekonomi. Komitmen itu dirangkai dalam 7 poin besar, yaitu:

1. Manajemen bisnis dikelola secara syariah dan memerangi riba
2. Hanya bekerjasama dengan Bank Syariah dalam pembiayaan perbankan
3. Memiliki DPS (Dewan Pengawas Syariah) yang mengawasi dan memberikan arahan pola kerja dan akad-akad Islami
4. Mempekerjakan dan memberdayakan Pekerja Muslim
5. Terbuka untuk bekerjasama dan silaturahim dengan semua komponen Umat Islam
6. Senantiasa belajar dan berusaha mendekati pola kerja Islami sesuai syariah
7. Senantiasa berjihad membuka lapangan kerja bagi sektor riil, sektor produktif yang akan mengangkat derajat umat Islam

Tidak berlebihan akhirnya, jika beliau meneguhkan Orchid sebagai "Developer Syariah pertama di Indonesia" dan dengan itu, Orchid melaksanakan Fardu Kifayah yang dibebankan kepada setiap Muslim. Beliau dalam ungkapannya mengatakan, "Kebutuhan Muslim akan rumah adalah kebutuhan pokok, dan itu harus disediakan oleh kaum Muslim juga, bukan orang lain".

Orchid tentunya masih merupakan titik kecil dari perjuangan panjang ekonomi Umat. Dengan komitmen dan bantuan serta doa semua pihak, semoga tekad yang besar ini menjadi bekal yang baik bagi perkembangan Umat Islam di kemudian hari.

No comments:

Post a Comment